Seleksi Ketat di Tengah Efisiensi, Pemuda Lebak Membidik Panggung Dunia
bro admin | 14 Oktober 2025 | Dibaca 2 kali

Suasana pagi di Padepokan Dispora Lebak, Selasa (30/4/2025), lebih ramai dari biasanya. Sejumlah pemuda-pemudi mengenakan pakaian rapi, sebagian berseragam batik dan jas almamater, duduk berjajar menanti giliran. Mereka bukan tamu biasa.

Mereka datang membawa harapan menjadi wakil Lebak dalam program prestisius Pertukaran Pemuda Antar Negara (PPAN) dan Pertukaran Pemuda Antar Provinsi (PPAP).

Meski tahun ini pemerintah pusat menerapkan efisiensi anggaran, seleksi tetap digelar secara profesional. Proses penjaringan pun tak main-main.

Tim seleksi yang terdiri dari akademisi, aktivis, hingga praktisi lintas bidang, didatangkan untuk menjaga mutu dan kredibilitas.

“Anggaran boleh ramping, tapi semangat dan kualitas tidak boleh dikompromikan,” ujar Endin Saprudin, Ketua Pelaksana Seleksi PPAN-PPAP 2025 Kabupaten Lebak, pada Minggu (4/5/2025).

Sebanyak 40 peserta dari berbagai penjuru Lebak disaring ketat. Mereka akan dipilih untuk masuk 10 besar dan mewakili daerah dalam seleksi tingkat Provinsi Banten pada 15 Mei 2025 mendatang.

Jika berhasil, pintu program pertukaran internasional termasuk Program Kapal Pemuda yang tahun ini hanya membuka dua kuota menuju Australia terbuka lebar.

Plt Kepala Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Kabupaten Lebak, Nevi Pahlevi, menegaskan bahwa efisiensi anggaran tak menyurutkan antusiasme peserta.

“Mereka datang dengan kesiapan dan semangat yang luar biasa. Kegiatan ini tetap kita kawal agar proses seleksi berlangsung adil dan terarah,” katanya.

Nevi menjelaskan, program pertukaran ini bukan sekadar jalan-jalan atau kunjungan budaya. Lebih dari itu, ini adalah bagian dari diplomasi pemuda: sebuah investasi negara untuk membentuk karakter, membuka cakrawala, dan menanamkan nilai kebangsaan.

Sebelum diberangkatkan, peserta yang terpilih akan dibekali pelatihan intensif. Mereka belajar soal diplomasi budaya, nilai-nilai Pancasila, serta teknik komunikasi lintas budaya.

“Kita ingin mereka bukan hanya membawa nama Lebak ke luar negeri, tapi juga membawa pulang ilmu dan jejaring untuk membangun daerah,” kata Nevi.

Seleksi dibuka melalui dua jalur. Pertama, PPAN yang menyasar pertukaran antarnegara.

Kedua, PPAP yang mempertemukan pemuda dari berbagai provinsi di Indonesia.

Kedua jalur ini hanya menyediakan kuota terbatas, tapi antusiasme peserta tak surut.

“Putra-putri Lebak punya potensi besar. Kami yakin akan ada yang lolos ke tingkat nasional, bahkan internasional,” Nevi menambahkan.

Gelaran seleksi ini bukan sekadar kompetisi. Ia adalah panggung kecil yang mencerminkan panggung besar bernama dunia.

Dari tanah yang dikenal lewat sajak Multatuli, semangat pemuda Lebak membubung tinggi. Keterbatasan hanya jadi batu loncatan. Yang utama, adalah tekad untuk mengubah harapan menjadi kenyataan.

BAGIKAN :